Saturday, June 16, 2012

Many things about IUD a.k.a. spiral

Assalamu'alaikum dear....

Masih nyambung dengan postingan sebelumnya tentang KB. Karena sejak awal memang yg masuk dalam pertimbanganku adalah IUD dan suntik, jadilah aku lebih bayak mncari info tentang kedua alat kontrasepsi itu. Dari blog dr. Suparyanto, M.Kes, aku dapat serba-serbi IUD yang top markotop dah.. Allow me to share, this is it dear...

downloaded from http://blogs.babble.com

(dikutip dari http://dr-suparyanto.blogspot.com)
1.      Pengertian IUD
IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk spiral. Spiral tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan terlatih). Sebelum spiral dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu untuk memastikan kecocokannya. Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat haid atau segera 40 hari setelah melahirkan (Subrata, 2003).
IUD adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif
IUD atau AKDR atau Spiral adalah suatu alat yang dimasukkan ke dalam rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi.
IUD adalah suatu usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim.
IUD/AKDR adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (    Handayani, 2010:141)
IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk - beluk alat kontrasepsi ini (Manuaba , 2010).
2.      Jenis – Jenis IUD
IUD yang banyak dipakai di indonesia dewasa ini dari jenis Un Medicate yaitu Lippes Loop dan yang dari jenis Medicate Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T. (Handayani, 2010)
1.    AKDR Non-Hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4, karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastic (polietilen) baik yang ditambah obat maupun tidak.

a.       Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi 2 :
1)      Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya : LippesLoop, CUT, Cu-7, Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T.
2)      Bentuk tertutup (closed device)
Misalnya : Ota-Ring, Atigon dan Graten Berg Ring.
b.      Menurut Tambahan atau Metal
1)      Medicated IUD
Misalnya : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380 A (daya kerja 8 tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3 tahun).
Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkan luasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adaklah 200m².
Cara insersi : withdrawal
2)      Un Medibated IUD
Misalnya : Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
Cara insersi lippes loop : Push Out
Lippes Loop dapat dibiarkan in-utero untuk selama-lamanya sampai menopause, sepanjang tidak ada keluhan dan atau persoalan bagi akseptornya.
3)      Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
4)      Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan  pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
5)      Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
6)      Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastic ( Erfandi, 2008).
2.    IUD yang mengandung hormonal
a.       Progestasert-T = Alza T
1)      Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.
2)      Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65 mcg progesteron per hari.
3)      Tabung insersinya berbentuk lengkung
4)      Daya kerja : 18 bulan
5)      Teknik insersi : plunging (modified withdrawal)
b.      LNG-20
1.      Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20 mcg per hari.
2.      Sedang ditelit di Firlandia.
3.      Angka kegagalan / kehamilan angka terendah : <0,5 per 100 wanita per tahun.
4.      Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau pendarahan haid yang sangat sedikit.
3. Efektifitas
Sebagai kontrasepsi AKDR tipe  T efektifitasnya sangat tinggi yaitu berkisar antara 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalan 125-170 kehamilan). Sedangkan AKDR dengan pregesteron antara 0,5-1 kehamilan per 100 perempuan pada tahun pertama penggunaan (saifuddin, 2003)
Efektivitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation rate) yaitu berapa lama IUD tetap tinggal in-utero tanpa : Ekspulsi spontan, terjadinya kehamilan & pengangkatan / pengeluaran karena alasan-alasan medis atau pribadi.
1.      Efektivitas dari bermacam-macam IUD tergantung pada :
a.       IUD-nya : ukuran, bentuk & mengandung Cu atau Progesterone.
b.      Akseptor
1)      Umur : Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan / pengeluaran IUD.
2)      Paritas : Makin muda usia, terutama pada nulligravid, makin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD.
3)      Frekuensi senggama
2.      Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegiatan dalam 125-170 kehamilan). (Handayani, 2010)
4        Cara Kerja
Cara kerja dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut.
1.    Menghambat kemampuan sperma masuk ketuba fallopi.
2.    Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
3.    IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu.
4.    IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
5.    Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
(Sarwono, 2007)
Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan rekasi radang setempat dengan serbukan lekosit yang dapat melarutkan blastosis atau sperma.
1.      Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan-perubahan pada pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus.
2.      Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian AKDR yang dapat menghalangi nidasi.
3.      AKDR yang mengeluarkan hormon akan mengentalkan lender serviks sehingga menghalangi pergerakan sperma untuk dapat melewati cavum uteri.
4.      Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalam tuba fallopii
5.      Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah transportasi tuba dalam rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim.( Hadayani, 2010)
5        Keuntungan, kerugian dan efek samping
1.      Keuntungan dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut
a.       sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi.
b.      IUD (AKDR) dapat efektif segera setelah pemasangan
c.       Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
d.      Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
e.       Tidak mempengaruhi hubungan seksual
f.       Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
g.      Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)
h.      Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
i.        Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
j.        Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih setelah haid terakhir).
k.      Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
l.        Membantu mencegah kehamilan ektopik (Saifuddin. AB, 2006).
2.      Kerugian dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:
a.       Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing, muntah-muntah.
b.       Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
c.       Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat, mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat
d.      Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi kedokter jika anda menemukan gejala-gejala diatas.
3.                  Efek samping yang umum terjadi:
a.       Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
b.      Haid lebih lama dan banyak
c.       Perdarahan (spotting) antara menstruasi
d.      Saat haid lebih sakit
4.                  Komplikasi lain :
a.       Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan
b.      Perdarahan pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia
c.       Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).
5.                  Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
6.                  Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan.
7.                  Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR. Penyakit radang panggul memicu infertilitas.
8.      Prosedur medis, termasuk pemeriksaan plevik diperlukan dalam pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan
9.      Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari
10.              Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri
11.              Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan)
12.  Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal
Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.
( Handayani, 2010 )
6        Indikasi
1.      Yang dapat menggunakan: Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang akan memilih AKDR (IUD) adalah :
a.       Usia reproduktif
b.      Keadaan nulipara
c.       Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d.      Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e.       Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
f.       Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi Resiko rendah dari IMS
g.      Tidak menghendaki metode hormonal
h.      Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
i.        Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.
2.      Pada umumnya seorang ibu dapat menggunakan AKDR dengan aman dan efektif. AKDR juga dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan, misalnya:
a.       Perokok
b.      Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
c.       Sedang memakai antibiotika atau antikejang
d.      Gemuk ataupun kurus
e.       Sedang menyusui
3.      Begitu juga ibu dal`m keadaan seperti di bawah ini:
a.       Penderita tumor jinak payudara
b.      Penderita kanker payudara
c.       Pusing-pusing, sakit kepala
d.      Tekanan darah tinggi
e.       Varises di tungkai atau di vulva
f.       Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi antibiotika sebelum pemasangan AKDR)
g.      Pernah menderita stroke
h.      Penderita diabetes
i.        Penderita penyakit hati atau empedu
j.        Malaria
k.   Skistosomiasis (tanpa anemia)
l.        Penyakit tiroid
m.    Epilepsi
n.      Nonpelvik TBC
o.      Setelah kehamilan ektopik
p.      Setelah pembedahan pelvic. ( Handayani, 2010 )
7        Kontra Indikasi
1.      Ada beberapa ibu yang dianggap tidak cocok memakai kontrasepsi jenis IUD ini. Ibu-ibu yang tidak cocok itu adalah mereka yang menderita atau mengalami beberapa keadaan berikut ini:
a.       Kehamilan.
b.      Penyakit kelamin (gonorrhoe, sipilis, AIDS, dsb).
c.       Perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui penyebabnya.
d.      Tumor jinak atau ganas dalam rahim.
e.       Kelainan bawaan rahim.
f.       Penyakit gula (diabetes militus).
g.      Penyakit kurang darah.
h.      Belum pernah melahirkan.
i.        Adanya perkiraan hamil.
j.        Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim
k.      Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Saifuddin, 2006).
Ada yg berniat mau pasang IUD......? ;)
Dari hasil browsing sana-sini, harga pasang IUD berkisar antara 200ribu sampe 600ribu. Mungkin tergantung merknya, tempat pasangnya (beda RS kemungkinan beda tarif). Tapi ada salah satu kenalan yg cerita kalau pasang IUD di puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Mungkin ada syarat dan ketentuan yg berlaku kali yak... Heheee...

Semoga bermanfaat, dear...

No comments:

Post a Comment